Saturday, March 26, 2005

kepada Aceh

Aadakah masih melagukan syair pujian agung saat setiap bait terbaca
ribuan puisi berserak di jalanan di puing-puing bangunan
di apung air di pelupuk mata saat setiap lagu beralun selarik luka kalbu menyala
merah magma meleleh tak terperi saat gempa dalam dada mengguncang jiwa merobek langit dengan tangisan dengan bau mayat menyengat kulit hingga remang oleh puisi
tanpa sajak tanpa kata-kata hanya desir angin serupa nafas hantu betapa ngeri betapa nyeri adakah setiap suap nasi terasa hambar kini ataukah makin lezat ditingkah gambar mayat mengapung di layar tivi

2 comments:

Linda said...

halo...halo... salam kenal ya....
makasih dah mampir ke blogku...
boleh di link kan? ;)

marsose_crew said...

kunjungi blog gw di hammas.blogspot.com